SHAHIH BUKHARI nomor:74
(١٦) بَابُ مَا ذُكِرَ فِي ذَهَابِ مُوسَى عَلَيْهِ السَّلاَمُ فِي الْبَحْرِ إِلَى الْخَضِرِ عَلَيْهِ السَّلاَمُ
وَقَوْلِهِ تَعَالَى: ﴿هَلْ أَتَّبِعُكَ عَلَى أَنْ تُعَلِّمَنِي الآيَةُ [الْكَهْفِ: ٦٦]
٧٤- حَدَّثَنِي مُحَمَّدُ بْنُ غُرَيْرِ الزُّهْرِيُّ قَالَ: حَدَّثَنَا يَعْقُوبُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ قَالَ: حَدَّثَنِي أَبِي عَنْ صَالِحٍ، عَنِ ابْنِ شِهَابٍ حَدَّثَهُ أَنْ عُبَيْدَ اللَّهِ بْنَ عَبْدِ اللَّهُ أَخْبَرَهُ عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ أَنَّهُ تَمَارَى هُوَ وَالْحُرُّ بْنُ قَيْسِ بْنِ حِصْنِ الْفَزَارِيُّ فِي صَاحِبِ مُوسَى: قَالَ ابْنُ عَبَّاسٍ : هُوَ خَضِرٌ فَمَرْ بِهِمَا أُبَيُّ بْنُ كَعْبٍ فَدَعَاهُ ابْنُ عَبَّاسٍ فَقَالَ: إِنِّي تَمَارَيْتُ أَنَا وَصَاحِبِي هُذَا فِي صَاحِبِ مُوسَى الَّذِي سَأَلَ مُوسَى السَّبِيلَ إِلَى لُقِيِّهِ: هَلْ سَمِعْتَ النَّبِيِّ ﷺ يَذْكُرُ شَأْنَهُ قَالَ: نَعَمْ سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ ﷺ يَقُولُ: ((بَيْنَمَا مُوسَى فِي مَلَا مِنْ بَنِي إِسْرَائِيلَ جَاءَهُ رَجُلٌ فَقَالَ: هَلْ تَعْلَمُ أَحَدًا أَعْلَمَ مِنْكَ ؟ قَالَ مُوسَى : لَا فَأَوْحَى اللّٰهُ إِلَى مُوسَى : بَلَى عَبْدُنَا خَضِرٌ فَسَأَلَ مُوسَى السَّبِيْلَ إِلَيْهِِ فَجَعَلَ اللَّهُ لَهُ الْحُوتَ آيَةً وَقِيْلَ لَهُ: إِذَا فَقَدْتَ الْحُوْتَ فَارْجِعْ فَإِنَّكَ سَتَلْقَاهُ وَكَانَ يَتَّبِعُ أَثَرَ الْحُوْتِ فِي الْبَحْرِ فَقَالَ لِمُوسَى فَتَاهُ: أَرَأَيْتَ إِذْ أَوَيْنَا إِلَى الصَّخْرَةِ فَإِنِّي نَسِيتُ الْحُوتَ وَمَا أَنْسَانِيْهِ إِلَّا الشَّيْطَانُ أَنْ أَذْكُرَهُ قَالَ: ذَلِكَ مَا كُنَّا نَبْغِي، فَارْتَدَّا عَلَى آثَارِهِمَا قَصَصًا فَوَجَدَا خَضِرًا فَكَانَ مِنْ شَأْنِهِمَا الَّذِي قَصَّ اللّٰهُ عَزَّ وَجَلَّ فِي كِتَابِهِِ)). [اُنْظُرْ : ۷۸ ،١٢٢,٢٢٦٧,٢٧٢٨,٣٢٧٨,٣٤٠٠,٣٤٠١,٤٧٢٥,٤٧٢٦,٤٧٢٧,٦٦٧٢,٧٤٧٨]
(16) Bab Kepergian Nabi Musa ke Pantai untuk Menemui Nabi Khidhir
Firman Allahﷻ, "Bolehkah aku mengikutimu agar engkau mengajarkan (ilmu yang benar)," (QS. AL KAHFI ayat :66).
74. Muhammad bin Ghurair az-Zuhri menyampaikan kepada kami dari Ya'qub bin Ibrahim yang berkata, ayahku memberitahuku, dari Shalih, dari Ibnu Syihab, dari Ubaidullah bin Abdullah yang mengabarkan kepadanya dari Ibnu Abbas bahwa dia dan al-Hurru bin Qais bin Hishin al-Fazari berdebat tentang orang yang ditemui Nabi Musa. Ibnu Abbas berkata, "Dia adalah Khidhir." Tiba-tiba lewatlah Ubay bin Ka'b di depan keduanya. Ibnu Abbas memanggilnya dan berkata, "Aku dan temanku ini berdebat tentang sosok yang ditemui Musa, yang saat itu Musa meminta petunjuk jalan kepada Allah untuk bisa bertemu dengannya, apakah engkau pernah mendengar Nabi ﷺ menceritakan masalah ini?" Ubay bin Ka'ab menjawab, "Ya, benar, aku pernah mendengar Rasulullah ﷺ bersabda, 'Ketika Musa di tengah pembesar Bani Israil, seseorang datang bertanya, 'Apakah ada orang yang lebih pandai darimu?' Musa menjawab, 'Tidak. Maka Allah mewahyukan kepada Musa, 'Ada, yaitu hamba-Ku yang bernama Khidhir Musa pun meminta jalan untuk bertemu dengannya. Allah menjadikan ikan bagi Musa sebagai tanda dan dikatakan kepadanya, 'Jika engkau kehilangan ikan tersebut kembalilah, nanti engkau akan berjumpa dengannya. Musa pun mengikuti jejak (untuk menemukan ikan yang akan hilang itu) di pesisir pantai. Berkatalah murid Musa, 'Masih ingatkah tuan saat kita mencari tempat berlindung di batu tadi? Sungguh, hamba lupa (menceritakan) ikan itu, dan hanya setan yang telah membuatku lupa. Musa pun berkata, 'Itulah (tempat) yang kita cari. Lalu keduanya kembali, mengikuti jejak mereka semula. Akhirnya keduanya bertemu dengan Khidhir." Begitulah kisah keduanya sebagaimana Allah ceritakan di dalam Kitab-Nya.[HR. BUKHARI nomor : 74 ] (Lihat hadits no. 78, 122, 2267, 2728, 3278, 3400, 3401, 4725, 4726, 4727, 6672, dan 7478).
تعليقات